Pokoh (25-05-16). Pagi tadi, Rabo 18 Sya'ban 1437 H atau 25 Mei 2016, pukul 09.-00 hingga 11.00, masyarakat Dusun Pokoh, Celep, dan sekitarnya mengadakan upacara tradisi Sadranan. Upacara ini rutin dilakukan setiap tahunnya setiap tanggal 18 bulan Sya'ban. Upacara dimaksudkan untuk berkirim doa kepada para arwah, yang jasadnya dimakamkan di Maqbaroh Pokoh dan Celep.
Sejak pagi masyarakat mulai berduyun-duyun berdatangan ke Masjid Nurul Huda Pokoh, untuk keperluan berdoa bersama. Mereka datang dari Dusun Pokoh, Celep, Gatak, Bakalan, Bligo, Jetis, Temanggung, Jalakan, Nglengis dan kampung lainnya, yang mempunyai kaitan sebagai ahli waris dengan maqbaroh Pokoh Celep. Mereka membawa makanan untuk sedekah dan dikumpulkan ke panitia, serta infak yang dimasukkan pada kotak amal yang disediakan.
Dalam sambutannya, Ahmadi mewakili Panitia atau Shohibul Hajat, wakil ahli waris yang dimakamkan di Makam Pokoh dan Celep, dan unsur Pemerintah terkait posisinya sebagai Kadus Pokoh mengatakan, perlunya upacara tradidional Sadranan ini dipertahankan karena bernilai baik, dan sudah berlangsung lama. Suatu kearifan lokal yang bahkan, sebisa mungkin ditingkatkan kualitasnya.
Bertindak sebagai pemberi mau'idhoh hasanah yaitu Drs. H. M. Sularno, M.A, seorang dosen di Fakultas Ilmu Agama Islam UII Yogyakarta. Beliau antara lain mengatakan: "...Para winasis Jawa, memberi nama lain bulan Sya'ban dengan bulan Ruwah, setidaknya ada dua hikmah besar yang dimaksudkan. Pertama, agar kita memperhatikan kebutuhan ruh atau ruhani kita. Berapa banyak budget setiap harinya dialokasikan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Tetapi untuk kepentingan ruhani, belanjanya sangat pelit. Yang kedua, kita juga harus selalu memperhatikan kepentingan ruh para pendahulu kita, antara lain dengan berkumpul, berdoa bersama seperti upacara Sadranan ini."
Lebih lanjut Sularno mengatakan pentingnya mempersiapkan diri masing-masing dalam rangka menghadapi bulan Ramadhan. Harus senang, karena setiap sesuatu bila dihadapi dengan senang, maka pekerjaan akan terasa ringan dilakukan. Demikian juga dalam urusan beribadah.
Puncak acara diisi dengan tahlil bersama-sama dipimpin oleh Rois Dusun Pokoh yaitu K.H Dimyati. Pukul 10.55 wib rangkaian acara sadranan sempurna usai.
Seperti sudah kita ketahui bersama, dzurriyyah H. Sholeh di Makam Celep yaitu Ny. Muhsinah, lalu ada K.H Djumali, dan Drs. Muallif Sahlany.
Terkait dengan upacara sadranan untuk mendoakan keturunan H. Sholeh yang sudah wafat, upacara juga akan diselenggarakan di Jonggrangan tanggal 19 Sya'ban (26 Mei), Glagahombo tanggal 22 Sya'ban (29 Mei), dan Ngentak tanggal 26 Sya'ban (03 Mei 2016).***
by : H. Abu Hasan, S.Sy | dibaca 13885 kali
BACA LAINNYA :