"Ini Widodo Ngentak, putera nomor 2 dari Pakdhe Badawi," saya matur pada Budhe Ny. Hj. Hindun Glagahombo, pada suatu ketika, tatkala sowan silaturrahim ke rumah beliau di Glagahombo.
"Iya , saya juga masih hafal," jawab beliau. Percakapan selanjutnya, kemudian saling menanyakan kabar dan kondisi kesehatan anggota keluarga lainnya.
Dari sekilas percakapan tadi, saya mempunyai kesan beliau Ny. Hj. Hindun yang merupakan isteri dari Pakdhe H. Habibulloh Glagahombo ini mempunyai pridabi yang mulia, sederhana, santun, tidak membeda-bedakan saudara, dan sifat mulia lainnya.
Ny. Hj.Hindun berasal dari daerah Tempurrejo Paron Ngawi Jawa Timur. Ayah beliau yaitu H. Suyuthi Paron. Beliau merupakan puteri kedua dari 10 saudara kandung. Mereka yaitu: Ahmad Makmun, Hj. Hindun, Juwariyah, Muhammad Thoha, Muyassaroh, Machrus, Asrori, Junaidi, Fachruddin, dan Bintin.
Dari 10 saudara kandung itu sudah ada yang meninggal 2 orang, yaitu: Juwariyah, dan Muyassaroh. Tempat tinggal dari saudara-saudara itu yang menetap di Tempurrejo 4 orang, di Paron 1 orang, di Solo 1 orang, dan di Magelang 1 orang. Di antara para putera itu ada yang menjadi Dosen di Universitas Negeri 11 Maret (UNS) Surakarta, menjadi Dosen Bahasa Inggris. Beliau Bapak Asrori, adalah putera ke-7, atau ke-5 dari yang masih sugeng.
Ny. Hj. Hindun menikah dengan K.H Habibulloh pada tahun 1970. Cerita ketika beliau berdua bertemu, berawal dari ketika K.H Habibulloh mondok di Pesantren Lirboyo Kediri, beliau berteman dengan kakak Hj. Hindun. Suatu ketika dikenalkan pada adiknya, namun saat itu K.H Habib belum ada ketertarikan untuk berpikir membangun keluarga. Setelah beberapa waktu, K.H Habibulloh ditawari oleh mertua H. Turmudzi (almarhum), yaitu H. Masduqi untuk silaturahim dengan arah untuk melihat Hj. Hindun, barangkali lalu ada ketertarikan. Berangkatlah K.H Habibulloh dan H. Masduqi ke rumah H. Suyuthi di Tempurrejo. Waktu itu K.H Habib hanya mengenakan pakaian seadanya, tanpa ada persiapan khusus. "Sowan tanpo sandalan, gek klambine we suwek-suwek", demikian tutur K.H Habibulloh mengenang kejadian waktu itu.
Lanjuuut...
by : H. Abu Hasan, S.Sy | dibaca 14190 kali
BACA LAINNYA :